. >>>

02 Maret 2010

KISRUH

Ricuh, Kisruh..
Hasil yang mungkin sungguh di luar dugaan terhadap proses rapat paripurna DPR mengenai Pansus Century kemarin.

Banyak pihak menyayangkan keputusan yang diambil oleh pimpinan sidang DPR untuk menutup siding secara tergesa-gesa, sehingga memicu kekisruhan dalam rapat tersebut.

Terlepas dari kontroversi ataupun sikap yang diambil oleh pimpinan rapat, saya melihat opini yang berkembang di media dan masyarakat umum cenderung mencela terjadinya kekisruhan tersebut. Banyak kalanga menilai bahwa kisruh dan perseteruan seoalah sesuatu yang sangat tabu dan tidak pantas dilakukan oleh politisi di DPR.

Di sisi lain para anggota DPR mulai sibuk angkat bicara baik yang pro maupun kontra dengan berbagai argument serta permainan kata-kata sebagai upaya pembenaran akan terjadinya kekisruhan tersebut.

Saya melihat, bahwa sesungguhnya tidaklah terlalu penting saat ini untuk mempersoalkan atau bahkan memperlebar kekisruhan tersebut, karena kisruh merupakan resiko potensial yang melekat dalam setiap proses rapat atau persidangan khususnya dalam hal ini persidangan untuk level DPR RI. Kejadian serupa di parlemen daerah maupun parlemen di Negara lain adalah bukti empiric yang dapat kita ambil.

Persoalan lebih serius dan penting saat ini adalah bahwa rakyat rakyat Indonesia sedang menanti kesimpulan DPR dan kebenaran atas kasus Century tersebut. Alangkah naifnya jika kebenaran itu justeru kandas oleh karena adanya proses bargaining politik ataupun terjadinya pembelokan isu dan perhatian hanya karena sebuah kekisruhan yan mungkin saja oleh sebuah rekayasa sekelompok pihak yang mau mengambil keuntungan dari kekisruhan tersebut.

Menarik untuk melihat apa kelak yang terjadi ketika DPR sampai pada kesimpulan akhir baik opsi A ataupun opsi C. Bahkan ketika opini terbangun bahwa harus ada yang bertanggung jawab setidaknya yang dikambing hitamkan terhadap bailout century yang menghabiskan dana Rp. 6, 7 Trilyun tersebut. Kasus ini akan masuk ke dalam ranah hukum yang tentunya akan menguras energi dan waktu yang lama.
Kita boleh saja mengakui bahwa baik pemilik bank Century, pengambil kebijakan bailout menteri keuangan serta pejabat tinggi BI serta politisi di Pansus Century maupun anggota DPR lainnya adalah orang-orang pintar dan lebih encer otaknya dalam berkata-kata. Ketika berhadapan dengan persoalan hukum maka akan banyak argument maupun pembenaran diri. Belum lagi masih banyaknya mafia hukum yang mempermainkan rasa keadilan di Negara ini. Bisa ditebak, ketika masuk ranah hukum/pengadilan maka kasus Century ini akan semakin abu-abu.

Tetapi percayalah bahwa rakyat dari golongan terbodoh dan tak berotak encer sekalipun masih punya nurani dan logika serta memiliki cara untuk memperjuangkan kebenaran menurut ukurannya sendiri.

Kita dapat melihat riak-riak aksi mahasiswa dan elemen masayarakat di daerah maupun di luar gedung DPR yang sudah sejak lama gerah dan terlebih dahulu kisruh.

Jika kebenaran sudah digelapkan oleh kekisruhan dan permainan mereka yang pintar dan berotak, maka kekisruhan oleh karena berkelahi secara otot adalah konsekwensi yang sulit terhindarkan dalam masyarakat kita. Hidup Rakyat!

Selengkapnya...