Saat itu kira-kira pukul 20.00 Wib, di depan TV aku merebahkan diri setelah seharian melakukan perjalanan yang melelahkan dengan sepenggal beban kerja yang masih terbawa-bawa dari kantor. Loja nai na mangurus perusahaan ni halak namora on.
Meskipun Super Liga sepakbola di ANTeve antara PSMS Medan versus Sriwijaya FC saat itu menunjukkan skor 2-0. PSMS menang euy, bakal lolos degradasi, tetapi aku tidak selera untuk berjingkrak. Pikiranku kosong. Cape de, ninna akka dongan.
LETOY: MODE-ON
”Baru pulang, Pap ?”, tanya isteriku yang keluar dari arah dapur, sumber aroma bumbu ikan bakar. Sedap nian masakan isteriku ini.
” Iya, sori pulang malam lagi, Ma ”
”Kog lemas, bukannya ganti baju atau mandi, ini malah nonton TV ?”
” Siapa yang nonton ?, wong TV nya sudah hidup sejak tadi.” Jawabku.
“Oh, gitu. Lho kog acara bola? Papa pergi donk sana mandi. Setelah itu kita makan malam. Aku buatkan ikan kesukaan Papa Lho.” Katanya dengan semangat empat lima.
”Sbentar lagi, Ma.” Jawabku dan meraih bantal guling yang ada disitu.
” Remot, dimana remot? ini jamnya sinetron kesukaan aku. “
” Aku tidak megang remot”. Jawabku dengan mata 5 WATT.
“ Ahh, Papa becanda aja, gara-gara bola ya? berikan remotnya “
” Carilah di situ, dibilangin juga gak percaya, aku capek mau tidur nih, Ma ”
”Jadi kemana remotnya ?”, si mama mulai memeriksa ke arah laci TV.
Kemudian ia memeriksa ke bawah meja, dilanjutkan ke bawah kursi. Selanjutnya berjalan mondar-mandir ke sudut ruangan. Tidak hanya, itu ia juga terus mencari di lipatan kain yang ada di atas meja. Lalu ia masuk ke kamar tidur dan balik lagi. Semuanya NIHIL.
Kali ini ia kembali menatap ke arahku.
” Ayolah, Pap. Apa mungkin remotnya berkaki? Hanya kita berdua di ruangan ini. Tidak mungkin disentuh si kecil karena sejak tadi ia asik menemaniku di dapur.”
”Oalah, Ma. Coba ingat kamu meletakkannya dimana tadi ? kamu emang gak bisa liat orang istirahat apa?” Tanyaku.
”Itulah, Pap. Ya kalau aku ingat aku pasti sudah menemukannya.”
”Apa ada tuyul di rumah ini ?”, sambungnya semakin penasaran.
”Iyalah kali ada tuyul yang mengambilnya.” Kataku sembari membalikkan badan.
” Dasar Remot sialan, udah disitu mau perlu disitu pula ngumpet”. Raut muka keriting si mama : MODE-ON
” Loh, kog nyalahin remotnya ? ”
” Abis?”
” Hmm..ya udah, Mama coba aja miskol ke remotnya. Kalau bunyi khan ketahuan.”
“Emangnya remot ada sim-card nya?. Dasar mimpi atau linglung kau ini “. Kini muka keritingnya udah pake ECHO-ON
“ Iya pulak ya. Okelah Ma, ntar coba kutanya ke tetangga sebelah, atau ke Pak KEPLING sekalian... hhuahhhh.” Pura-pura menguap: MODE-ON
Tiba-tiba si kecil kami datang berlari dari dapur.
“ Mama..mama..mama, Eca dah bisa bakal-bakal, ikan lele eca punya, tapi lele Eca kog meleleh ya ma.
Kami berdua hanya berpandangan: PAUSE = MODE-ON
“ Ha ??!??!?????”.
Kini 2 pasang bola mata menyala seperti lampu pijar 40 WATT
Seiring tercium aroma plastik dan bau karet terbakar menguap dari arah dapur [.]
Si remote TV memang kesatria. Bukan hanya sifatnya yang memudahkan, ia juga memanjakan seluruh anggota keluarga. Tetapi tidak jarang pula si remot TV ini menjadi sumber sekaligus korban ketegangan dan pertentangan dalam rumah tangga. Dipermainkan, ditekan, dipicit-picit, digigit, diremas, dikotori, di- upil-i, dilempar, dicampakkan dan kali ini DIBAKAR !
Remote TV tidak pernah mengeluh atau menolak perintah majikannya. Apalagi Letoy.
Salut buat Mr. Remot TV anumerta.
Perbaungan 2 Juni 2009
Written by: www.simahir.blogspot.com, Inspired by: siTV Remote.
Share
1 komentar:
tuker link mau bos ?
Posting Komentar