Dalam perjalanan mengendarai motor dari kota Medan menuju kantor di Perbaungan, saya harus menembus hujan deras berhubung harus mengejar waktu briefing pagi dengan anak buah.
Dengan mantel hujan seadanya tak mampu melindungi seluruh bagian tubuh dari guyuran air. Kaki dan tangan telah basah dan serasa membeku ditambah terpaan angin pagi yang super dingin.
Hanya bagian kepala dan leher saja yang benar-benar tercover dari air. Tidak ada keyakinan pada awalnya bahwa perjalanan non stop 1 jam sejauh 37km itu akan dapat dicapai. Tapi ahirnya sampai juga di kantor meski badan sudah terasa lelah dan kedinginan. Bisa dibayangkan jika seandainya tadinya saya tidak memiliki mantel dan helm penutup kepala. Alhasil hidung akan langsung terasa mampet dan kepala pening diterjang angin tidak sampai 20 menit berkendara.
Memimpin sebuah organisasi ataupun perusahaan hendaknya juga demikian. Kita dapat analogikan disini hujan seperti masalah yang datang bertubi-tubi. Pemimpin tidak harus terlibat menangani kendala secara langsung, apalagi sampai larut dalam masalah. Sama seperti bagian kepala dan mata yang harus terlindungi dalam perjalanan menembus hujan. Pemimpin harus mampu membatasi diri dan mungkin bila perlu membiarkan kaki tangan anak buah berkorban diri, sehingga pimpinan bisa tetap berpikir jernih mengarahkan team/organisasi kepada tujuannya. Itulah pelajaran yang diperoleh hari ini.[*]
Share
10 komentar:
artikelnya terlihat bagus dan menarik senang berkunjung ke sini
salam sejahtera gan artikelnya bagus dan menarik senang berkunjung kemari
Terimakasih atas perhatiannya, semoga bermanfaat
Terimakasih, Semoga Bermanfaat
thank you
perfection taste
informasi yang menarik. salam blogger
Terimaakasih atas informasinya
mantapp/ salam sukses untuk semuanya
Thank you for the information may be useful for all of us, greeting healthy herbal selalau of Zahra Stores
In wait beneath visit
Posting Komentar