. >>>

23 Agustus 2009

Self Defensive against Stress: LAWAN !

Stres dapat menyerang siapa saja. Selama kita bekerja, baik yang bekerja dengan modal sendiri ataupun yang menerima upah atau gaji.
Semua lingkup pekerjaan ataupun profesi terbiasa dihadapkan dengan stres menurut level dan stadium kerja masing-masing. Untuk pekerjaan di lingkungan bisnis jasa pemasaran keuangan yang keras seperti yang saya geluti boleh dikatakan bahwa stres itu adalah hal yang biasa dan dalam level yang cukup tinggi.

Memang adakalanya stres itu diperlukan sebagaimana menurut teori ”Semesta Mendukung” (MESTAKUNG). Katanya, apabila manusia terjebak dalam tekanan ataupun stres secara alami tubuh kita akan menyesuaikan diri dan mencari cara untuk mengimbangi tekanan tersebut. Tekanan juga dapat menjadikan kita kreatif untuk keluar dari comfort zone kita.
Tetapi seringkali stres itu tanpa kita sadari justeru tidak terkendali sehingga membawa kita ke dalam kondisi yang semakin mengerikan. Jangan biarkan diri anda larut dalam stres. Stres yang terlalu sering akan mempercepat proses penuaan dini dan juga memicu pertambahan radikal bebas yang membuat rentan terhadap penyakit.
Stres yang saya maksud disini adalah stres yang telah berubah menjadi kelelahan mental.

Seperti apa rasanya lelah mental itu?
Ini adalah seperti perasaan ketika setiap bangun pagi anda merasakan kelambanan pikiran dan kemalasan yang amat sangat untuk bangkit dari tempat tidur. Kemalasan itu bukan karena badan kurang tidur atau masih mengantuk, tetapi hanya karena membayangkan pekerjaan yang mungkin terjebak masalah yang rumit berkepanjangan hingga anda lelah dan enggan untuk menghadapinya. Atau mungkin juga karena situasi deadlock yang membuat anda merasa seolah dunia sudah sama rata dan anda berjalan lunglai menuju arena hukuman mati. Dimana 12 anggota regu penembak dengan senjata laras panjang berdiri di hadapan anda.

Maka, sebelum stress berubah menjadi kelelahan mental, dengan melakukan beberapa kebiasaan berikut dapat membantu kita yaitu:

1. Selalu sarapan pagi dan memberi tubuh asupan gizi yang cukup.
2. Hindari jebakan rutinitas, baik dalam kantor maupun di rumah. Di kantor dapat dimulai dengan menempuh rute aktivitas yang berbeda-beda, mengunakan waktu makan siang untuk berjalan kaki keluar melihat-lihat, atau pergi ke perbelanjaan terdekat, merapikan meja kerja. Di rumah dapat dimulai dengan cara mengubah tampilan kamar, menata ulang dapur, dan lain-lain.
3. Selalu berpikiran positif dengan menganggap segala sesuatu ada sebab akibatnya secara wajar.
4. Lakukan hobi sekecil dan sesederhana apapun itu. Hobi membantu otak tetap rileks.
5. Berbicara dan tertawalah minimal 5-10 menit per-hari dengan sesama rekan kerja.
6. Jangan mau terlihat kuyu dan kusut, bersikaplah wajar dan jangan menambah beban anda dengan berperilaku berlebihan, misalnya pelarian ke minuman beralkohol, merokok, memakai obat penenang ataupun sejenisnya. Karena dengan berperilaku wajar menghindarkan anda dari perasaan bersalah sehingga membangkitkan percaya diri anda.
7. Istirahat dengan tidur yang cukup. Tidur merupakan mekanisme tubuh untuk mengembalikan sel tubuh yang sudah lelah atau rusak.
8. Berendam air hangat dapat meredakan ketegangan otot dan memperlancar aliran darah.
9. Lakukan olahraga. Tidak harus olahraga yang berat dan serius. Berjalan kaki minimal 15 menit di pagi hari atau sore hari sudah cukup untuk anda yang memiliki jam kerja tinggi sehingga badan terlihat bugar.
10. Yang terakhir dan yang sangat penting adalah pikirkanlah yang baik-baik dan lurus-lurus saja dengan memelihara hubungan terhadap Dia sang pencipta sesuai aliran dan kepercayaan masing-masing.

Demikian menurut saya, setelah membaca dan merangkum dari berbagai sumber. Hanya satu kata untuk STRES yaitu: LAWAN !
[*]
written by me;in contribute to http://simahir.blogspot.com


Selengkapnya...

20 Agustus 2009

"tidak tahu judulnya apa"

Anda adalah seorang perwira pelaksana dibawah panglima. Pertimbangan ada di tangan anda dan Komando di tangan panglima.
Anda bersama pasukan sudah melalui peperangan demi peperangan.
Sebenarnya saat sebelum berperang anda melihat awan hitam di medan perang.. dan anda masih sempat melirik pasukan anda bahwa mereka tidak siap betul untuk menyerang..kita butuh waktu istirahat sejenak memikirkan strategi dan mengumpulkan stamina untuk perang selanjutnya.

Tetapi yang sering terjadi adalah ketidak sinkronan antara pusat komando dan pasukan di lapangan.
Oleh panglima anda diperintahkan untuk menggerakkan pasukan..
Anda mau menyela terhalang oleh keraguan dan tidak berani untuk mematahkan semangat panglima yang sudah berapi-api.
Tibalah saat ketika anda memperlengkapi pasukan anda dengan senjata laras panjang.
Memberi peluru kepada masing-masing secukupnya
Dan merekapun mengisi senjata nya masing-masing..
Kemudian anda juga mengisi pistol anda sendiri dan juga memberikan pistol yang lain kepada..
Lalu Anda mengistruksikan kepada personil ” seraaangg”..jaga diri dan pertahankan ladang kita supaya kita tetap bisa makan dan hidup..

Tetapi oleh karena medan perang begitu kacaunya dan oleh karena stamina lawan lebih kuat dari pasukan anda hingga beberapa senjata itu jatuh ke tangan lawan..
Beberapa anak buah terbunuh..Lawan balik menyerang..
Bahkan kini anda hanya memiliki sebuah pistol di tangan anda..
Ketika ratusan senjata laras panjang mengarah ke anda..dan panglima juga terancam keselamatannya.
Semua terancam terbunuh. Anda, Panglima serta anak buah yang tersisa.
Apakah yang anda akan lakukan.???

Selengkapnya...

17 Agustus 2009

Hari merdeka tanpa bendera


Mungkin jika ditanya hari ini HUT RI yang keberapa dan mengenai apa isi pidato kemerdekaan Presiden RI tadi malam,tak banyak yang peduli. Jika ditanya juga apa mereka sudah memasang bendera di depan rumah mungkin lebih banyak mengatakan BELUM bahkan TIDAK sama sekali. Tidak ada tanda-tanda atau asesoris dwiwarna disini. Yang mereka tau hari ini di kalender tanggal 17 berwarna merah. Artinya 'LEPAS' sejenak dari rutinitas tekanan hidup dan kungkungan jam kerja. Menikmatì suasana libur dengan cara beramai-ramai pergi ke pantai dan nyemplung ke air laut.''Merdeka!'' Katanya.[*]

Selengkapnya...

14 Agustus 2009

Jejak Petualang: Bali van Sumatera.


Setelah letusan Gunung Agung tahun 1963 yang menewaskan 11.000 jiwa, banyak orang Bali yang ditransmigrasikan ke pulau Sumatera dan Kalimantan. Di Sumatera utara, kabupaten Sergai kecamatan Pegajahan saat ini masih terdapat 8 kepala keluarga asal Bali. Mereka menetap dan hidup sebagai buruh kebun dan tani. Pura ini menjadi simbol yang tersisa sebagai wujud keberadaan mereka yang umumnya sudah tidak punya keluarga di Bali. Demikian keterangan Bp.Made Sumatera yang saya jumpai di rumahnya tak jauh dari Pura ini.[*]
Selengkapnya...

05 Agustus 2009

Si Porman dan Amani Porman

Sabtu malam, saat itu Pukul 19.30, seperti biasa selepas makan malam bersama dalam suasana hening menjurus kaku dan sakral, anggota keluarga Amani Porman akan bergerak mengambil kegiatan masing-masing. Basa-basi dan canda tawa bukanlah hal yang biasa dalam keluarga Batak itu, yang oleh Amani Parman dikelola dengan sangat ketat aturan.

Tidak terkecuali dengan tante Mawan, gadis panglatu yang sudah dianggap bagian anggota keluarga akan mengambil kesibukan membereskan piring di dapur. Si Ibu (nai Porman) seperti biasanya bergegas meraih Remot TV dan menonton sinetron kesukaannya. Sedang Amani Porman yang sudah lelah seharian menderek Truk tronton bawaannya, memilih duduk di teras rumah bertelanjang dada mencari angin dan menjalankan ritualnya; menciptakan awan kecil di udara dari kuluman tembakau bercampur cengkeh dan kemenyan. Angan dan pikirannya terbang mengikuti awan kecil menyengat itu ke arah Lae Pondom tempat truk sedang terduduk ”patah as” dan nasib 2 ton biji Kopi Ateng kering milik si Toke yang harus diantar ke kota Medan.

Porman si anak sulung, duduk di bangku kelas 2 SMA, yang sedang bingung mencari alasan untuk keluar malam, dengan gundah memasuki kamarnya dan mulai menyetel lagu Batak andung-andung kesukaannya. Galau hatinya, tadi siang sepulang sekolah ia telah berjanji untuk datang malam mingguan ke rumah Heppi pujaan hatinya. Gadis hitam manis yang tinggal di kompleks Asrama Polisi Resort, 2 Kilometer dari rumah Porman. Jangankan untuk mengunjungi pujaan hatinya, melihat raut muka amani Porman yang kaku beku sedingin udara Kota Sidikalang itu, nyali kelaki-lakian Porman untuk minta izin keluar rumah menjadi kisut sekisut buah zakarnya. Bagaimana tidak kisut, sore harinya ia sudah keringat dingin membayangkan untuk pertama kali akan bertemu dengan Ayahnya Heppi, seorang Polisi berpangkat Aiptu, sudah hitam, tinggi besar dan berkumis pula.
Porman benar-benar bingung memikirkan cara untuk tampil jantan dengan menahan raut muka putihnya yang kerap berubah warna menjadi merah tomat dan sikap gugupnya yang sering menjadi bahan olokan teman sekelasnya itu.

Sementara kedua adik perempuannya Rosna dan Risna, puteri kembar yang sama-sama duduk di kelas 2 SMP mulai mencari posisi strategis dibelakang Nai Porman untuk bisa mencuri pandang menonton sinetron Cinta Fitri saat itu.

”Stt..kalau mau nonton jangan didekatku kau, adek”, ujar Rosna kepada kembarannya Risna
”Wih, siapa pula yang mau duduk di dekatmu? Kau aja bau belom mandi.” Jawab Risna santai

“Eeh, aku mandi ya..”

“Mandi kog masih bau?”

Siapa yang bau? Kamu yang bau!”, balas Rosna secepat tangan kanannya menepis kepala Risna.

Nai Porman yang mulai merasa tergangu dengan kedua puterinya mulai memencet remote menaikkan volume TV.

” Awas kau, kubilangi sama bapak ya ” ujar Risna dengan raut muka cemberut

” Hehe, bilangin apa?, aku juga bisa bilangin bapak kalau kau puisi-puisian cinta dengan cowokmu itu”. Jawab Rosna menguatkan suaranya

” Ihhh, apaan, kau bacai dyari-ku? Kau yang udah men-cowok ”, Risna tidak mau kalah menaikkan volume suaranya

Nai Porman kembali menaikkan volume TV. Sinetron Cinta Fitri sedang serunya.
Di kamarnya Porman yang terganggu dengan suara TV, sedikit kesulitan mencerna lirik lagu juga menaikkan volume radio AM-nya.

“Kau mencowok..!” kata Risna

“ Enggak..Kau !”, jawab Rosna

Rosna dan Risna kini semakin keras berbicara saling mengancam membeberkan affair masing-masing.

“Rosna ceweknya si Amres..”

“Weee.. Risna ceweknya si Joel ”

Semakin keras juga Nai Porman menyetel volume TV.
Saat bersamaan di dapur si Bleki dan si Bruno saling menyahut berebut sisa kepala ikan yang dibuang oleh tante Mawan.
Kini suasana rumah menjadi meriah seketika.

Hingga buyarlah angan-angan Amani Porman oleh spontanitas kebisingan itu. Dengan muka merah padam ia masuk ke dalam rumah dan menampar dingding yang terbuat dari papan.

Hoiii !!! ai begu aha na masuk tu jabuon ?" (Setan apa yang masuk kerumah ini?), Teriak Amani Porman dengan garang menghenyak mereka yang berada di ruang tengah itu.

Mendengar suara itu Porman keluar dari kamar dan terdiam.

Ai mahua huroa Bapa?" ( Ada apa ayah?), Tanya Porman dengan raut muka pucat.

Ai ho pe sada Porman.., logumu andung-andung dipagogo ho sian kamar mi..ai na so mangolu do pidong mi ? ia lao ho tu ruar- an manandangi nabarbaju unang hubege ho ribut disi.
(Kamu juga Porman, lagumu itu sedih tapi bising, apa gak hidup kemaluanmu itu? Pergilah keluar mengunjungi teman wanita daripada kudengar suara lagumu yang sedih-sedih itu!), ujar ayah dengan jengkel kepada Porman.


Ibu Porman, Rosna dan Risna yang tadinya terdiam.. tiba-tiba tertawa, ”hahahahahaha..”

Menyadari ucapannya Amani Porman sedikit tersipu malu dan bergegas ke arah dapur dan meraih sapu lidi.

"Husss, pigii!!!.. akka jolma te- do biang songon on !"

Seandainya si Bleki dan si Bruno mengerti arti ”jolma te”, mungkin tidak sekedar gencatan senjata yang terjadi terhadap sengketa kepala ikan itu.

Tante Mawan yang ketakutan sekaligus merah muka menahan tawa hanya terdiam menyaksikan si Bleki dan si Bruno lari terbirit-birit.

Kaing..kaiiingg..kainggg..
[*]
Dieksploitasi dari pikiran simahir Prb. 05 08 09




Selengkapnya...